PARADIGMA CARA BERFIKIR CALEG PADA PEMILU
LEGISLATIF 2014
OLEH
:
NAMA :
SUGIANTO
NPM :
19111161
KELAS : 3 KA 42
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2014
Pemilihan Umum Legislatif 2014 yang menjadi ritual lima
tahunan segera bergulir nih, dengan ditandainya penjaringan atau seleksi calon
anggota legislatif atau DPR.Bukan pekerjaan yang mudah buat partai politik
dalam menyusun calonnya yang akan maju bertarung di pemilu legislatif 2014,
karna pemilu legislatif kali ini lebih ketat dibanding sebelumnya. Calon-calon
ini nantinya akan menjadi ujung tombak utama dalam ajang kompetisi pemilu legislatif
guna meraup suara sebanyak mungkin dan juga calon-calonnyapun harus bekerja
ekstra keras guna meraup kursi bagi partainya dan tentunya bagi dirinya
sendiri. Nah dari hal inilah yang dapat menjadi indikasi buat kita dalam
melihat bagaimana paradigma cara berfikir atau pandangan dari partai yang
mengusungnya dan juga calon anggota legislatif yang di usung ,dan dari sini
pula dapat dilihat awal mula dari banyaknya indikasi kecurangan dan manipulasi
calon yang dapat dilakukan oleh parpol dalam proses rekruitmen calon anggota
legislatif ini. Jadi tidak aneh bila ada strategi atau akal-akalan partai
politik guna mendapatkan caleg yang mampu berjaya atau bersaing di ajang liga
demokrasi pada bulan april nanti.
Sebenarnya
faktor penentu pemilihan caleg oleh parpol umumnya bersifat pragmatis faktor-faktor
tersebut antara lain popularitas atau seberapa terkenal seseorang, loyalitas si
calon anggota legislatif tersebut lalu kemampuan finansialnya dan modal sosial
yang dimilikinya.Jadi sebenarnya kita jangan merasa heran jika banyak pilihan
berpihak pada artis, pengusaha, dan pejabat publik atau mantan pejabat yang
memiliki dana yang besar. Sehubungan dengan hal-hal tersebut jikalau saya di
tanyakan tentang pemilu legislatif 2014 di daerah saya, yang terjadi di daerah saya
ialah bahwa saya melihat di daerah tempat tinggal saya banyak sekali calon
anggota legislatif yang menggunakan segala macam cara agar mereka dapat menjadi
anggota legislatif di DPR antara lain dengan menyebarkan pampflet-pamflet dengan gambar dirinya dan ada pula baliho-baliho besar yang ukuranya
bisa sampai dengan 3 x 3 m bahkan lebih besar lagi yang tersebar luas di
sepanjang jalan raya dan belum lagi baliho-baliho kecil yang menggantung di
sepanjang jalan-jalan kecil ataupun gang-gang jadi ini sudah hampir seperti
saat kita mau merayakan hari kemerdekaan indonesia bahkan dirasa-rasa lebih
heboh dari hari kemerdekaan indonesia, lalu selain itu ada juga yang
menempelkan berupa stiker-stiker yang umunya banyak di templekan di gang-gang
yang mau masuk kedalam perumahan warga bahkan jangan heran jika tembok rumah
kita penuh dengan striker-stiker mereka dan itu membuat saya jengkel dengan
tindakan mereka itu rumah yang biasanya harusnya bersih menjadi penuh dengan
gambar-gambar mereka yang mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif
yang sebenarnya notabene saya sendiri tidak mengenal mereka semua bahkan
melihatnya pun baru pertama kali dan sudah barang tentu semua stiker-stiker itu
yang kesemuanya itu berisi gambar atau wajah si calon anggota legislatif beserta
nama partai dan nomor urutnya masing-masing sesuai dengan partai yang mengusung
mereka tanpa ada tertulis visi dan misi yang dibawanya.Ada berbagai macam cara
yang dilakukan oleh para calon anggota legislatif di daerah tempat tinggal saya
dalam menjaring suara masyarakat sekitar ,bagi yang memiliki dana yang besar
pada umumnya mereka melakukan pemberian
sembako secara gratis yang di dalamnya juga terdapat sejumlah uang dan tidak
lupa ajakan untuk memilih si bakal calon tersebut sedangkan yang memiliki dana
yang minim maka mereka hanya mengandalkan stiker-stiker dan mengucapkan
janji-janji manis jika dia terpilih nanti dan itu merupakan satu dari beberapa cara
untuk memancing pemilih untuk memilih mereka sebagai calon anggota legislatif
dan semuanya itu dilakukan hampir oleh semua calon anggota legislatif demi satu
jabatan politik yang mungkin didapat oleh mereka nantinya dan yang juga belum
tentu pada saat mereka terpilih nanti mereka masih ingat dengan semua
janji-janji kepada orang-orang atau masyarakat yang memilih mereka karna pada umunya
setelah terpilih mereka cenderung akan lupa dengan semua yang telah dikatakan
atau di janjikan kepada masyarakat,mereka telah nyaman duduk di kursi DPR
dengan gaji dan tunjangan-tunjangan yang melimpah belum lagi dengan acara
jalan-jalannya yang membawa serta keluarga mereka dengan menggunakan uang
rakyat dan itu sangat menyakitkan hati semua rakyat indonesia pada umunya dan
saya sendiri pada khususnya.
Memang
tidak bisa disalahkan juga masyarakatnya karena pada umumnya masyarakat yang
sebagian besar masih penghasilan rendah
masih banyak terdapat di indonesia bahkan kita jangan heran jika kita masih
banyak menjumpai orang-orang miskin di negara yang kaya akan sumber daya
alamnya ini dimana sebenarnya kesemua sumberdaya alam tersebut dimanfaatkan dan
diolah oleh negara untuk kesejahteraan rakyatnya akan tetapi semua itu berbanding
terbalik dengan kondisi real atau kondisi nyata yang ada di negara yang kita
cintai ini jika kita melihatnya secara umum atau secara cangkupan yang lebih
luas,memang sungguh miris mendengar dan melihatnya, jadi kalau saya termasuk
kedalam orang sudah tidak percaya kepada yang namanya anggota DPR baik yang
sudah duduk di gedung rakyat saat ini dan bahkan yang sedang akan mencalonkan
diri mereka karna paradigm cara berfikir mereka masih seperti pendahulunya
yaitu bagaimana caranya mendapatkan uang sebanyak-banyaknya sebelum masa
jabatan mereka habis nantinya atau dengan kata lain bagaimana caranya
memperkaya diri mereka masing-masing dan dari tahun ke tahun semuanya sama saja
tidak ada perubahan bahkan semakin lama tidak benar saja tingkah laku dan semakin
sulit untuk hidup di negara ini sebab orang yang kaya akan semakin kaya dan
yang miskin semakin miskin dan itu potret nyata di negara ini .Sebenarnya masih
banyak yang dapat dikupas atau dikuliti dari pembahasan ini tetapi saya rasa
ini cukup mewakili sedikit dari pendapat ataupun uneg-uneg saya mengenai pemilu
legislatif di daerah saya pada khusunya dan di seluruh indonesia pada umumnya,saya
harap akan ada perbaikan kedepannya agar negara ini tidak semakin jatuh kedalam
kehancuran secara ekonomi dan politik karna ulah orang-orang yang memegang
kekuasaan di negara ini. Sekian itu sedikit dari pendapat saya jikalau ditanyakan
bagaimana pendapat saya dengan paradigma cara berfikir caleg-caleg di tahun
2014 ini, terima kasih sebelumnya dan apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan saya mohon dimaafkan .