DR.CIPTO
MANGUNKUSUMO
(Pahlawan Kemerdekaan Nasional
Tahun 1912 – 1943 )
v Profil lengkap beliau :
Nama
: Cipto Mangunkusumo
Lahir: Pecangakan, Ambarawa, tahun 1886
Meninggal: Jakarta, 8 Maret 1943
Dimakamkan: Watu Ceper, Ambarawa
Pendidikan: STOVIA (Sekolah Dokter) di Jakarta
Pengalaman Pekerjaan:
Dokter pemerintah di Demak
Praktik dokter di Solo
Prestasi Lain:
Berhasil membasmi wabah pes (1910)
Mengembangkan "Kartini Club"
Kegiatan Politik:
Menulis di harian De Express
Mendirikan Indische Partij (1912)
Membentuk Komite Bumiputera
Volksraad
Lahir: Pecangakan, Ambarawa, tahun 1886
Meninggal: Jakarta, 8 Maret 1943
Dimakamkan: Watu Ceper, Ambarawa
Pendidikan: STOVIA (Sekolah Dokter) di Jakarta
Pengalaman Pekerjaan:
Dokter pemerintah di Demak
Praktik dokter di Solo
Prestasi Lain:
Berhasil membasmi wabah pes (1910)
Mengembangkan "Kartini Club"
Kegiatan Politik:
Menulis di harian De Express
Mendirikan Indische Partij (1912)
Membentuk Komite Bumiputera
Volksraad
Pengalaman
Perjuangan:
Dibuang ke negeri Belanda (1913)
Tahanan kota di Bandung
Dibuang ke Banda Neira (1927)
Dibuang ke Ujungpandang
Dari Ujungpandang dipindahkan ke Sukabumi, Jawa Barat
Dari Sukabumi dipindahkan ke Jakarta
Tanda Penghargaan:
Bintang Orde van Oranye Nassau dari Pemerintah Belanda (dikembalikannya)
Tanda Penghormatan:
Dinobatkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional
Namanya diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Umum Pusat Jakarta
Dibuang ke negeri Belanda (1913)
Tahanan kota di Bandung
Dibuang ke Banda Neira (1927)
Dibuang ke Ujungpandang
Dari Ujungpandang dipindahkan ke Sukabumi, Jawa Barat
Dari Sukabumi dipindahkan ke Jakarta
Tanda Penghargaan:
Bintang Orde van Oranye Nassau dari Pemerintah Belanda (dikembalikannya)
Tanda Penghormatan:
Dinobatkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional
Namanya diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Umum Pusat Jakarta
Dokter
Cipto Mangunkusumo adalah seorang dokter profesional yang lebih dikenal sebagai
salah satu tokoh pejuang kemerdekaan nasional indonesia. Beliau adalah
merupakan salah seorang dari pendiri Indische Partij dimana itu merupakan salah
satu organisasi partai pertama yang ikut turut berjuang demi untuk mencapai indonesia yang merdeka dan
juga turut aktif di Komite Bumiputera.
Di
samping itu, selain aktif di Komite Bumiputera, ia juga banyak melakukan
perjuangan melalui tulisan-tulisan yang nadanya selalu mengkritik pemerintahan
Belanda di indonesia. Beberapa perkumpulan yang ditujukan untuk membangkitkan
nasionalisme rakyat juga pernah didirikan dan dibinanya. Kegiatannya yang
selalu berseberangan dengan Belanda tersebut membuat dirinya sering dibuang dan
ditahan ke berbagai pelosok negeri bahkan sampai ke negeri Belanda karena
tulisan-tulisan beliau yang benadakan perjuangan sendiri. Awal perjuangan Cipto Mangunkusumo,
pria kelahiran Pecangakan, Ambarawa tahun 1886, ini dimulai sejak dia kerap
menulis karangan-karangan yang menceritakan tentang berbagai penderitaan rakyat
akibat penjajahan Belanda. Karangan-karangan yang dimuat harian De Express itu
oleh pemerintahan Belanda dianggap sebagai usaha untuk menanamkan rasa
kebencian,karangan-karangan tersebut banyak mengkritik pemerintahan belanda
yang sering menyiksa rakyat indonesia sehingga dianggap Belanda merupakan salah
satu cara untuk melawan Belanda.
Ketika
aktif menulis di De Express tersebut, sebenarnya dia sudah bekerja sebagai
dokter pemerintah, dalam hal ini di pemerintahan Belanda. Pekerjaan itu dia
dapatkan setelah memperoleh ijazah STOVIA (Sekolah Dokter) di Jakarta. Saat itu
dia ditugaskan di Demak. Dan dari sanalah dia menulis karangan-karangan yang
nafasnya mengkritik penjajahan Belanda di indonesia,bagaimana belanda menyiksa
dan menyengsarakan rakyat indonesia. Akibat tulisan tersebut, dia diberhentikan
dari pekerjaannya sebagai dokter pemerintah.Tidak bekerja sebagai dokter
pemerintah yang mendapatkan upah oleh pemerintahan Belanda, membuat dr. Cipto
semakin intens atau giat melakukan perjuangan. Pada tahun 1912, dia bersama
Douwes Dekker dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) mendirikan Indische
Partij salah satu partai pertama yang ada di indonesia,sebagai sebuah partai
politik yang merupakan partai pertama yang berjuang untuk mencapai indonesia
merdeka. Ketika peringatan seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari
penjajahan Perancis, pemeritah kolonial Belanda di Indonesia berencana
merayakannya secara besar-besaran (di Indonesia). Para pejuang kemerdekaan
merasa tersinggung dengan rencana tersebut. Belanda dianggap tidaklah pantas
merayakan kemerdekaannya secara menyolok di negara jajahan seperti indonesia
saat itu. Dokter Cipto Mangunkusumo bersama para pejuang lainnya membentuk
Komite Bumiputera khusus memprotes maksud pemerintah Belanda tersebut. Namun
akibat kegiatannya di Komite Bumiputera tersebut, pada tahun 1913, dia dibuang
ke negeri Belanda. Tapi belum sampai setahun, dia sudah dikembalikan lagi ke
Indonesia di karenakan serangan penyakit asma yang dideritanya oleh karena itu
dia dipulangkan. Sekembalinya beliau dari negeri Belanda, dr. Cipto melakukan
perjuangan melalui Volksraad. Di sana dia terus melakukan kritik terhadap
pemerintah Belanda dan sebaliknya selalu membela kepentingan rakyat. Karena
kegiatannya di Volksraad tersebut, dia kembali mendapat hukuman dari pemerintah
Belanda. Ia dipaksa oleh Belanda untuk
meninggalkan kota Solo, kota dimana dia tinggal atau menetap pada waktu
itu. Padahal saat itu, ia sedang membuka praktik dokter dan sedang giat
mengembangkan "Kartini Club" sebuah perkumpulan di kota tersebut
sebagai salah satu bentuk perjuangan beliau.
Dari
Solo ia selanjutnya tinggal di Bandung sebagai tahanan kota. Walaupun berstatus
tahanan kota, yang berarti bahwa dirinya tidak diperbolehkan keluar dari kota
Bandung tanpa persetujuan dari pemerintah Belanda, namun perjuangannya tidak
menjadi surut. Dengan berbagai cara dirinya selalu menemukan bentuk kegiatan
untuk melanjutkan pergerakan seperti menjadikan rumahnya menjadi tempat
berkumpul, berdiskusi dan berdebat dengan para tokoh pergerakan nasional salah
satu di antaranya seperti Ir. Soekarno (Proklamator/Presiden pertama RI).
Kegiatan-kegiatannya selama di Bandung terutama usaha mengumpulkan para tokoh
pergerakan nasional di rumahnya akhirnya terbongkar. Dia kembali mendapat
sanksi dari pemerintah Belanda. Pada tahun 1927, dari Bandung beliau dibuang
kembali ke Banda Neiradikarenakan kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Di Banda
Neira, dr. Cipto mendekam/terbuang sebagai tahanan selama tiga belas tahun.
Dari Banda Naire dia dipindahkan ke Ujungpandang. Dan tidak lama kemudian
dipindahkan lagi ke Sukabumi, Jawa Barat. Namun karena penyakit asmanya semakin
parah, sementara udara Sukabumi tidak cocok untuk penderita penyakit tersebut,
dia dipindahkan lagi ke Jakarta. Jakarta merupakan kota terakhirnya hingga
akhir hidupnya. Dr. Cipto Mangunkusumo meninggal di Jakarta, 8 Maret 1943, dan
dimakamkan di Watu Ceper, Ambarawa.Sebagai seorang dokter, dr. Cipto pernah
memperoleh prestasi gemilang ketika berhasil membasmi wabah pes yang berjangkit
di daerah Malang. Pes merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh basil
yang ditularkan oleh tikus. Karena sifatnya yang menular tersebut maka banyak
dokter Belanda yang tidak bersedia ditugaskan untuk membasmi wabah tersebut.
Kegemilangannya membasmi wabah tersebut membuat namanya kesohor. Bahkan
pemerintah Belanda yang sebelumnya telah memecatnya dari pekerjaannya sebagai
dokter pemerintah malah menganugerahkan penghargaan Bintang Orde van Oranye
Nassau kepadanya. Namun penghargaan dari Belanda tersebut tidak membuatnya bangga.
Penghargaan tersebut malah dikembalikannya pada pemerintah Belanda.
Atas
jasa dan perjuagan dan juga pengorbanan beliau sebagai pembela bangsa maka oleh
Negara namanya di nobatkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional Indonesia yang
telah disahkan dengan SK Presiden RI No.109 Tahun 1964, tepatnya tanggal 2 Mei
1964 dan juga nama beliau pun di abadikan sebagai nama Rumah Sakit Umum Pusat
di Jakarta,yaitu “RS.CIPTO MANGUN
KUSUMO”.
Hikmah
yang bisa saya petik dari perjuangan DR.CIPTO
MANGUN KUSUMO yaitu bahwa beliau
walaupun bekerja sebagai dokter belanda akan tetapi beliau tidak pernah
melupakan rakyatnya sendiri yang masih dijajah oleh belanda yang masih juga
tersiksa oleh kekejaman belanda.Dengan pendidikan yang beliau punya beliau
melakukan perjuangan melalui tulisan atau karangan beliau yang sangat amat
kritis kepada pemerintah belanda yang pada saat itu masih menduduki negeri
Indonesia,sebuah bentuk perjuagan dalam bentuk pemikiran disertai tindakan yang
nyata dari seorang anak manusia atau anak bangsa yang tidak rela melihat bangsa
atau rakyatnya di jajah atau diperbudak
oleh bangsa atau orang lain.Oleh karena itu sepatutnyalah kita sebagai
generasi penerus bangsa ini sekarang bersyukur dan memberikan penghargaan dan penghormatan
yang besar kepada para pejuang-pejuang di masa lalu sebab atas perjuagan para pahlawan tersebutlah hingga saat ini
kita merasakan apa yang namanya rasa
bebas di tanah atau negeri bebas yang kita cintai dan banggakan ini, tidak ada
lagi penindasan dan penjajahan seperti jaman dahulu.
Sekian
dulu ulasan atau artikel yang saya buat semoga bermanfaat dan dapat menjadi
bahan renungan dan refensi bagi anda-anda sekalian yang membacanya dan apabila
ada kesalahan dalam tulisan maupun ulasanya saya mohon dibukakan pintu maafnya,
terima kasih.
Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Tjipto_Mangoenkoesoemo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar