私はイエス·キリストと私の家族を愛して.

Foto saya
DKI JAKARTA, Jawa Barat, Indonesia
" love someone who is worthy and deserve to be loved ".

Selasa, 09 Oktober 2012

SEJARAH UPACARA MINUM TEH (CHANOYU)

ada yang sudah pernah melihat upacara minum teh jepang? kalau tidak pernah melihat secara langsung, paling tidak cobalah melihat videonya lewat youtube maupun media lainnya untuk menambah wawasan pengetahuan kebudayaan jepang,nah nih kalo anda sekalian tidak sempat mencari tau atau malas mencari tau nih saya kasih sedikit infonya deh........
Pertama-tama kita bahas sedikit tentang sejarahnya,Chanoyu arti kata Chanoyu sebenarnya adalah “air panas untuk teh”. Namun kemudian berkembang lebih luas menjadi upacara minum teh dalam tradisi Jepang, yang sangat dipengaruhi oleh Buddha Zen Itulah sebabnya, dalam chanoyu setiap peserta diharapkan mengalami ketenangan. Karena chanoyu sendiri dianggap sebagai bagian dari meditasi untuk mendapatkan keseimbangan jiwa ketenangan diri.

Dalam upacara ini, teh disiapkan oleh seorang ahli khusus dan disajikan untuk sekelompok kecil orang, dengan tata cara tertentu. Istilah chanoyu sendiri bisa juga disebut chadou atau sadou.Untuk bisa menjadi ahli chanoyu, dibutuhkan pengetahuan mendalam tentang tipe teh, kimono, kaligrafi Jepang, ikebana dan berbagai pengetahuan tradisional lain. Itulah sebabnya tak sembarangan orang bisa menjadi ahli chanoyu, bahkan mungkin dibutuhkan proses belajar puluhan tahun. Dan bagi orang-orang yang ingin ikut ambil bagian dalam chanoyu pun diwajibkan memiliki pengetahuan etika yang berlaku dalam upacara ini. Hal ini tak mengherankan, karena chanoyu telah menjadi salah satu bagian paling penting dari tradisi Jepang.

Tradisi minum teh sendiri sudah dikenal bangsa Jepang sejak abad ke-9, dibawa oleh biksu Jepang Eichu yang saat itu baru kembali dari China. Di negri asalnya, China, tradisi minum teh konon telah ada sejak sebelum peradaban Masehi dimulai. Sama seperti di China, kebiasaan minum teh di Jepang awalnya adalah untuk tujuan medis, namun kemudian berkembang menjadi kegemaran dan bahkan lalu menjadi tradisi yang unik.

Pada abad 12, jenis teh yang baru, Matcha, diperkenalkan oleh Eisai, seorang biksu Jepang yang juga baru kembali dari China. Teh hijau dalam bentuk bubuk ini awalnya digunakan untuk ritual keagamaan di biara Budha Zen. Matcha berasal dari tanaman yang serupa dengan teh hitam, namun tidak difermentasi, melainkan digiling gingga berbentuk tepung.

Pada abad 16 tradisi minum teh telah menyebar ke seluruh golongan masyaraakat di Jepang. Figure yang paling dikenal dalam dunia chanoyu saat itu adalah Sen no Rikyu, yang mengajarkan konsep ichi-go-ichi-e, bahwa setiap pertemuan chanoyu harus dianggap berharga, karena hal itu tak dapat diulangi lagi. Prinsip yang dianutnya: harmoni, penghormatan, kemurnian, dan ketenangan tetap menjadi prinsip dasar chanoyu hingga saat ini.
Jika menuruti tradisi Jepang, chanoyu biasanya diadakan pada sebuah ruang tertentu yang disebut chasitsu artinya ‘ruang teh.Terdapat 2 jenis chasitsu, yaitu sebuah bangunan tersendiri yang terdiri dari beberapa ruang di Inggris juga memiliki tradisi minum teh, dikenal sebagai tea houses/rumah teh atau ruangan yang berada dalam suatu bangunan namun dikhususkan untuk upacara minum teh [dikenal di Inggris sebagai tea rooms/ruang teh.


Rumah teh biasanya berupa bagunan sederhana yang kecil, terbuat dari kayu. Letaknya di area yang terpisah pada bagian yang tenang. Namun pada masa kini biasanya terdapat di kebuan atau taman. Sedangkan ruangan teh biasanya berupa ruangan kecil di dalam rumah, kuil, biara, sekolah atau bangunan lain. Di rumah Jepang, ruangan dngan lantai tatami bisa digunakan sebagai ruangan teh, sekaligus untuk fungsi yang lain juga

Rangkaian pembuatan teh oleh tuan rumah tersebut dilakukan dengan gerakan yang penuh hikmat dan sarat dengan makna. Demikian pula tamu yang menikmati sajian teh. Teh yang sudah siap, dituangkan ke dalam sebuah mangkuk. Sebelum menyerahkan kepada tamu, tuan rumah memutar terlebih dahulu mangkuk tersebut. Maksudnya, agar gambar pada mangkok tersebut menghadap tamu pada saat diberikan. Demikian pula sebaliknya, tamu memutar mangkuk tersebut agar gambar pada mangkuk menghadap tuan rumah pada saat dikembalikan. Ketika akan minum pun, tamu memutar mangkuknya agar gambar pada mangkuk tidak tersentuh oleh mulutnya. Sebenarnya semua ini merupakan simbol nyata sikap saling menghormati antara tamu dan tuan rumah.
Selama upacara minum teh berlangsung anda akan terkesan dengan filosofi masyarakat Jepang yang sangat menghormati tamu ini. Oleh karena itu bila anda diundang sebagai tamu secara formal dalam upacara minum teh, anda  juga harus mempelajari tatakrama, kebiasaan, basa-basi, etiket minum teh dan menikmati makanan kecil yang dihidangkan.

Masuk ke dalam ruang upacara minum teh di suatu perguruan minum teh, di Jepang, anda akan merasakan seperti masuk ke dalam dunia yang berbeda. “Alam sesudah ini lebih suci dari sebelumnya”, demikian filosofi mereka, sehingga orang yang memasukinya mesti membersihkan terlebih dahulu. Semua perlengkapan yang terbuat dari logam, seperti cincin, jam tangan, anting, dan gelang harus dilepas sebelum masuk ruangan. Perlengkapan minum teh hanya boleh bersentuhan dengan barang-barang lembut. Tangan dan mulut dicuci bersih. Sepatu dilepas. Setiap tamu diberi sebuah kipas sebagai sarana memperkenalkan diri. Kipas itu sebagai ganti pedang bagi para samurai. Aslinya dalam upacara minum teh terbuat dari logam, tetapi saat ini diganti dengan plastik.
Setelah masuk anda duduk melipat kaki dengan rapi, kipas diletakkan di depan lutut, kemudian antara tuan rumah dan tamu saling membungkuk mengucapkan salam. Kemudian dengan tangan kiri, kipas di ambil, disimpan di belakang masing-masing. Setelah itu tuan rumah mengeluarkan perangkat pembuatan teh dan mempersiapkannya.

Dalam tradisi upacara ini, teh disajikan dalam guci atau poci yang terbuat dari tanah liat. Khusus bagian dalam wadah ini tidak boleh dicuci, apalagi disentuh dengan sabun. Aroma sabun akan mempengaruhi aroma teh. Selain itu endapan teh di dalam wadah, akan menambah harum teh yang baru dicelupkan. Dan kenikmatan akan bertambah lagi apabila diminum dengan menggunakan cawan atau mangkuk atau cangkir yang terbuat dari keramik.

Nah tuh beberapa informasi tentang upacara minum teh jadi sebenarnya itu bukan hanya sekedar minum teh biasa tetapi sarat akan makna hidup yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita,dan memang mengajarkan kita untuk hidup teratur,sopan dan bersahaja. nah itu dulu yang dapat saya berikan infonya jika ada kekurangan dan kata-kata yang salh mohon maaf ya.

Dan kepada semua sumber saya mengucapkan terima kasih banyak dan apabila ada kesalahan penulisan ataupun info saya mohon dibukakan pintu maaf  terima kasih.

sumber :
http://www.jpf.or.id/event/budaya/cha-no-yu-upacara-minum-teh
http://id.wikipedia.org/wiki/Upacara_minum_teh_%28Jepang%29
http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2012/07/19/upacara-minum-teh-jepang-dan-pembelajaran-hidup/
http://www.okefood.com/read/2009/10/26/299/269360/tradisi-upacara-minum-teh





  














Tidak ada komentar:

Posting Komentar